Tertipu Ayam Jago Hantu Glundungpringis
Cerita mengenai hantu di bumi Nusantara ini memang sangat beraneka ragam. Ada yang menyeramkan, ada pula yang menggelikan karena lucu. Kali ini, Mata Batin infomistik akan menyajikan cerita pengalaman mistik dari salah seorang pembaca setia infomistik.com yang bernama Supandi, yang tinggal di daerah Malang, Jawa Timur. Supandi adalah salah seorang memang memiliki bakat sering melihat hantu di kampungnya. Kisah kejadian dalam cerita ini merupakan kisah nyata yang dialaminya dua puluh tahun yang lalu. Berikut adalah ceritanya.
Para pembaca setia infomistik.com yang budiman, sebelumnya izinkan saya perkenalkan diri. Nama saya Supandi, saat ini saya berusia 44 tahun. Saya tinggal di sebuah kampung di wilayah kecamatan Wajak kabupaten Malang, Jawa Timur. Kampungku ada di pedalaman, sekitar satu setengah kilometer dari jalan raya melalui jalan kampung. Kali ini, saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya bertemu dengan Hantu Glundungpringis. Hantu Glundungpringis adalah hantu berbentuk bulat seperti kepala, memiliki mata, hidung, kuping dan mulut.
Kejadian ini saya alami dua puluh tahun yang lalu. Waktu itu, tepatnya malam Jum’at saat saya pulang kerja. Hari sudah lepas maghrib. Seperti biasa saja berjalan kaki dari jalan raya menuju rumah melewati jalan kampung yang sepi, kiri kanan jalan hanyalah hamparan sawah, di tepi jalan yang ada hanya pohon trembesi, tanpa ada penerangan jalan. Cukup gelap.
Dalam perjalanan pulang itu, saya dikagetkan dengan suara kokok ayam jantan di semak-semak pinggir jalan, karuan saja saya menoleh ke arah suara kokok ayam tersebut. Ternyata benar, ada seekor ayam jantan. “wah ayam siapa malam-malam begini di luar kampung, ah aku bawa pulang saja, lumayan” pikir saya. Lalu dengan mudah saya tangkap ayam jantan tersebut, dan dengan pikiran girang saya gendong ayam jantan tersebut untuk saya bawa pulang.
Sebenarnya ada kejadian aneh saat saya menggendong ayam tersebut selama perjalanan, ayam tersebut terasa semakin bertambah berat dan semakin bertambah berat, tetapi saya tidak memperdulikannya, saya tetap menggendongnya sampai depan rumah. Rumah saya terletak di sudut kampung, paling ujung sehingga sangat sepi, hanya bertetangga dengan kebun. Halaman rumah hanya diterangi lampu bohlam 5 watt, hanya remang-remang.
Setelah sampai halaman rumah, dengan suara keras saya ucapkan salam kepada istri dan langsung meminta istri saya membawakan kurungan ayam “Assalamu’alaikum, Sri, tolong bawakan kurungan ayam, aku dapat ayam jago”, kata saya kepada Istri saya. Dari dalam rumah, istri saya menjawab “ya kang”.
Sebelum istri saya keluar, saya merasakan beban semakin berat, lalu saya turunkan ayam jantan tersebut. Saat istri saya keluar membawakan kurungan ayam dan hendak mengurung ayam, betapa kagetnya saya dan istri saya, ayam jantan itu bentuknya berubah menjadi bulat seperti bola, dan kemudian muncul mata, hidung, kuping dan mulut seperti kepala, lalu menyeringai kepada kami, dan menggelinding pergi sambil tertawa “hihihi, enak digendong”. Istri saya langsung lemas dan pingsan. Saya juga lemas, kesal dan marah. Ya, ternyata ayam jago itu adalah “Hantu Glundungpringis”.
Saya gendong istri saya masuk rumah, lalu saya keluar lagi dan berteriak memanggil mas Jamin, yang rumahnya tak jauh dari rumah saya “mas Jamin, tolong kesini, tolongin saya, istri saya pingsan”, teriak saya. Terdengar jawaban bang Jamin dari dalam rumah “Ya, ada apa? ” jawab mas Jamin. Tak berapa lama, mas Jamin dan mbak Siti menghampiri kami, lalu mbak Siti istri mas Jamin menggosokkan minyak angin ke hidung istri saya. Akhirnya istri saya siuman. (AA)
Para pembaca setia infomistik.com yang budiman, sebelumnya izinkan saya perkenalkan diri. Nama saya Supandi, saat ini saya berusia 44 tahun. Saya tinggal di sebuah kampung di wilayah kecamatan Wajak kabupaten Malang, Jawa Timur. Kampungku ada di pedalaman, sekitar satu setengah kilometer dari jalan raya melalui jalan kampung. Kali ini, saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya bertemu dengan Hantu Glundungpringis. Hantu Glundungpringis adalah hantu berbentuk bulat seperti kepala, memiliki mata, hidung, kuping dan mulut.
Kejadian ini saya alami dua puluh tahun yang lalu. Waktu itu, tepatnya malam Jum’at saat saya pulang kerja. Hari sudah lepas maghrib. Seperti biasa saja berjalan kaki dari jalan raya menuju rumah melewati jalan kampung yang sepi, kiri kanan jalan hanyalah hamparan sawah, di tepi jalan yang ada hanya pohon trembesi, tanpa ada penerangan jalan. Cukup gelap.
Dalam perjalanan pulang itu, saya dikagetkan dengan suara kokok ayam jantan di semak-semak pinggir jalan, karuan saja saya menoleh ke arah suara kokok ayam tersebut. Ternyata benar, ada seekor ayam jantan. “wah ayam siapa malam-malam begini di luar kampung, ah aku bawa pulang saja, lumayan” pikir saya. Lalu dengan mudah saya tangkap ayam jantan tersebut, dan dengan pikiran girang saya gendong ayam jantan tersebut untuk saya bawa pulang.
Sebenarnya ada kejadian aneh saat saya menggendong ayam tersebut selama perjalanan, ayam tersebut terasa semakin bertambah berat dan semakin bertambah berat, tetapi saya tidak memperdulikannya, saya tetap menggendongnya sampai depan rumah. Rumah saya terletak di sudut kampung, paling ujung sehingga sangat sepi, hanya bertetangga dengan kebun. Halaman rumah hanya diterangi lampu bohlam 5 watt, hanya remang-remang.
Setelah sampai halaman rumah, dengan suara keras saya ucapkan salam kepada istri dan langsung meminta istri saya membawakan kurungan ayam “Assalamu’alaikum, Sri, tolong bawakan kurungan ayam, aku dapat ayam jago”, kata saya kepada Istri saya. Dari dalam rumah, istri saya menjawab “ya kang”.
Sebelum istri saya keluar, saya merasakan beban semakin berat, lalu saya turunkan ayam jantan tersebut. Saat istri saya keluar membawakan kurungan ayam dan hendak mengurung ayam, betapa kagetnya saya dan istri saya, ayam jantan itu bentuknya berubah menjadi bulat seperti bola, dan kemudian muncul mata, hidung, kuping dan mulut seperti kepala, lalu menyeringai kepada kami, dan menggelinding pergi sambil tertawa “hihihi, enak digendong”. Istri saya langsung lemas dan pingsan. Saya juga lemas, kesal dan marah. Ya, ternyata ayam jago itu adalah “Hantu Glundungpringis”.
Saya gendong istri saya masuk rumah, lalu saya keluar lagi dan berteriak memanggil mas Jamin, yang rumahnya tak jauh dari rumah saya “mas Jamin, tolong kesini, tolongin saya, istri saya pingsan”, teriak saya. Terdengar jawaban bang Jamin dari dalam rumah “Ya, ada apa? ” jawab mas Jamin. Tak berapa lama, mas Jamin dan mbak Siti menghampiri kami, lalu mbak Siti istri mas Jamin menggosokkan minyak angin ke hidung istri saya. Akhirnya istri saya siuman. (AA)
Sumber