Jumat, 10 Januari 2020

7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Isi, dan Gambarnya [Bag. 1]

Prasasti merupakan salah satu sumber terkuat yang dapat menjadi bukti sejarah keberadaan suatu kerajaan di sebuah tempat di masa lalu. Terkait dengan kerajaan Tarumanegara, 7 prasasti yang telah ditemukan. Lima di Bogor, Jawa Barat, satu di Ibukota Jakarta dan satu lagi di Lebak Banten. Ketujuh prasasti yang menjadi sumber dan bukti sejarah kerajaan Tarumanegara di masa lampau tersebut antara lain Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Muara Cianten, Prasati Pasir Awi, Prasasti Cidanghiyang, Prasasti Tugu, dan Prasasti Jambu. Prasasti-prasasti ini selain bisa menjadi sumber sejarah juga bisa dianggap sebagai peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang sepatutnya kita kenal dan kita jaga sebagai warisan untuk anak dan cucu kita.

Berikut ini keterangan mengenai prasasti-prasasti tersebut beserta gambar dan isinya. Silakan disimak.

1. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun atau Prasasti Ciampea adalah prasasti yang terbuat dari batu alam. Ia ditemukan di tepi Sungai Ciaruteun, Bogor pada tahun 1863 oleh pemimpin Museum Nasional (dulu: Bataaviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen). Prasasti Caruteun hingga kini masih tetap berada tempat awal kali ia ditemukan yaitu di di Desa Ciaruteun Ilir, kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Adapun salinannya bisa ditemukan di Museum Sejarah Jakarta.

Prasasti Ciaruteun ditulis dengan aksara Pallawa, disusun dalam bentuk seloka, dengan menggunakan bahasa Sanskerta. Prasasti ini dilengkapi dengan beberapa gambar di antaranya sepasang telapak kaki, gambar umbi, sulur-suluran, dan laba-laba. Adapun pesan atau isi prasasti ciaruteun ini adalah sebagai berikut:

Prasasti merupakan salah satu sumber terkuat yang dapat menjadi  7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Isi, dan Gambarnya [Bag. 1]
Teks : vikkrantasyavanipat eh, srimatah purnnavarmmanah, tarumanagarendrasya, visnoriva padadvayam
Terjemahan: Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnnawarmman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia.

2. Prasasti Kebon Kopi I

Prasasti Kebonkopi I atau Prasasti Tapak adalah prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang ditemukan di daerah Kampung Muara (sekarang: Desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor) oleh para penebang hutan pada abad ke-19 ketika mereka akan membuka lahan untuk membudidayakan tanaman kopi.

Hingga kini, prasasti kebon kopi masih berada pada tempat pertama kali ia ditemukan. Prasasti yang terbuat dari batu alam ini dipahatkan di bidang perbukaan batu besar bertuliskan aksara Palawa dan bahasa Sansekerta dalam bentuk seloka dan diapit sepasang pahatan telapak kaki gajah.

Teks: jayavisalasya Tarumendrasya hastinah, Airwavatabhasya vibhatidam padadvayam
Terjemahan: Di sini nampak tergambar sepasang telapak kaki …yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam….dan (?) kejayaan.

3. Prasasti Muara Cianteun

Prasasti Muara Cianteun atau Prasasti Pasir Muara adalah prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864. Prasasti ini ditemukan di Pasir Muara di persawahan, tepi sungai Cisadane yang berdekatan dengan Muara Cianten. Prasasti ini berisi pesan bahwa pada tahun 854 M, pemerintahan negara telah dikembalikan ke Kerajaan Sunda.

Teks: sabdakalanda rakryan juru panga-mbat i kawihaji panyca pasagi marsa-n desa barpulihkan haji sunda
Terjemahan: Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan negara dikembalikan kepada raja Sunda.

4. Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Cemperai adalah bukti peninggalan Kerajaan Tarumanegara yang juga ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864. Prasasti ini ditemukan di lereng selatan bukit Pasir Awi, kawasan hutan perbukitan Cipamingkis, Sukamakmur, Bogor. Sama seperti Prasasti Muara Cianteun, Prasasti yang berada di atas bukit ini juga tak mengungkap sedikitpun sejarah kerajaan tarumanegara. Pasalnya, ia hanya berisi paharan gambar dahan, ranting, daun, dan buah-buahan, serta sepasang telapak kaki.

5. Prasasti Cidanghiyang

Prasasti Cidanghiyang adalah satu-satunya prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara yang terletak di wilayah Pandeglang. Prasasti ini ditemukan pertama kali pada tahun 1947 oleh Toebagus Roesjan di tepi sungai Cidanghiyang (sekarang: desa Lebak, kecamatan Munjul, kabupaten Pandeglang).

Prasasti Cidanghiyang berisi pesan mengenai keagungan Raja Purnawarman. Ia ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta yang disusun dalam bentuk seloka metrum Anustubh.

Teks: Vikranto ‘yam vanipateh/prabhuh satya parakramah narendra ddhvajabhutena/ srimatah purnnawvarmanah
Terjemahan: Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari raja dunia, yang Mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja-raja.

Artikel terpotong karena kelebihan jumlah karakter. Untuk melanjutkan membaca, silakan klik link ini: 7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Isi, dan Gambarnya [Bag. 2].